Klikbangsa.com: DAERAHSabtu,
19 Januari 2013 - 14:30:04 WIB
SENJATA POLISI DIRAMPAS WARGA DI SAAT KAMPANYE
SENJATA POLISI DIRAMPAS WARGA DI SAAT KAMPANYE
FOTO:SAAT KANPANYE
Senjata
milik Polisi di rampas warga di Yahokimo Papua.
Perampasan senjata terjadi, Pada hari Jumat (18/1/13), pada jam, 17.00wit, bertempat di lapangan Kantor Bupati lama, Kabupaten Yahukimo telah terjadi gangguan keamanan, pada kampanye Calon Gubernur dan Wakil Gubernur dari nomor Urut 6, Habel Melkias Suwae dan Yop Kogoya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas), Polda Papua KOMBES. I Gede Sumerta, menerangkan Kronologis kejadian, adalah tiba-tiba, massa yg ada di Lapangan pada kampanye, mempertentangkan atau masyarakat merasa kebingunan, karena pada saat sehari sebelumnya ada yg mengatakan boleh coblos salah satu calon pasangan, dan sekarang boleh mencoblos pasangan lain, sehinga mereka ingin minta kejelasan, siapa sebenarnya yang layak dicoblos.
Sehingga sesama massa yang ada di sana terjadi keributan dan saling melempar batu, akibat kejadian itu, ada beberapa masyarakat yang luka-luka dan ada Polri berjumlah 4 orang yang saat itu mengamankan keributan itu.
Karena kejadian itu, kandidat ini diamankan di kantor polres dan selanjutnya akan terus dikawal.
Kejadian yang sama terjadi dilapangan sinapuk kabupaten Jayawijaya, pukul 15.30 wit, yang mana pemicunya karena salah satu pendukung tim sukses, informasinya membagi-bagi uang sehingga terjadi keributan sesama massa yang ada di sana, sehingga mengakibatkan ada beberapa motor dan mobil yang rusak, tidak ada korban jiwa dalam keributan itu.
Sementara Polisi, masih melakukan penyelidikan, terkait perampasan senjata milik Polisi.
"Kita masih selidiki...jenisnya apa..senjatanya milik siapa...sabar yaaa...,"kata Kabid Humas.
Perampasan senjata terjadi, Pada hari Jumat (18/1/13), pada jam, 17.00wit, bertempat di lapangan Kantor Bupati lama, Kabupaten Yahukimo telah terjadi gangguan keamanan, pada kampanye Calon Gubernur dan Wakil Gubernur dari nomor Urut 6, Habel Melkias Suwae dan Yop Kogoya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas), Polda Papua KOMBES. I Gede Sumerta, menerangkan Kronologis kejadian, adalah tiba-tiba, massa yg ada di Lapangan pada kampanye, mempertentangkan atau masyarakat merasa kebingunan, karena pada saat sehari sebelumnya ada yg mengatakan boleh coblos salah satu calon pasangan, dan sekarang boleh mencoblos pasangan lain, sehinga mereka ingin minta kejelasan, siapa sebenarnya yang layak dicoblos.
Sehingga sesama massa yang ada di sana terjadi keributan dan saling melempar batu, akibat kejadian itu, ada beberapa masyarakat yang luka-luka dan ada Polri berjumlah 4 orang yang saat itu mengamankan keributan itu.
Karena kejadian itu, kandidat ini diamankan di kantor polres dan selanjutnya akan terus dikawal.
Kejadian yang sama terjadi dilapangan sinapuk kabupaten Jayawijaya, pukul 15.30 wit, yang mana pemicunya karena salah satu pendukung tim sukses, informasinya membagi-bagi uang sehingga terjadi keributan sesama massa yang ada di sana, sehingga mengakibatkan ada beberapa motor dan mobil yang rusak, tidak ada korban jiwa dalam keributan itu.
Sementara Polisi, masih melakukan penyelidikan, terkait perampasan senjata milik Polisi.
"Kita masih selidiki...jenisnya apa..senjatanya milik siapa...sabar yaaa...,"kata Kabid Humas.
Masyarakat diminta bekerjasama, jaminan tidak akan diproses.
- Senjata api jenis revolver milik anggota Polres Yahukimo, Papua,
hilang saat ricuh kampanye Pemilukada gubernur dan wakil Gubernur Provinsi
Papua dilapangan Kantor Bupati Lama Dekai, Jumat 18 Januari lalu. Polisi
meminta masyarakat yang merasa mengambil pistol itu, untuk segera
mengembalikannya.
"Kami imbau bagi masyarakat yang telah mengambil senjata api itu, segera mengembalikannya. Kami tidak akan memprosesnya jika dikembalikan," ujar Kapolres Yahukimo AKBP Eliakim Ap kepada wartawan, Senin 21 Januari.
Kata Kapolres, pihaknya siap bekerja sama dengan para tokoh adat, agama guna mempertanggungjawabkan pernyataannya, bahwa tidak akan memproses warga masyarakat yang telah mengambil senjata itu, asalkan dikembalikan. "Saya berani memberikan jaminan, mereka yang merasa mengambil senjata itu, bila mengembalikan tidak akan diproses," imbuhnya.
Sebenarnya, kata Kapolres, pihaknya sudah berhasil mengidentifikasi pelaku yang mengambil senjata itu. Namun, masih berharap pelakunya memiliki kesadaran untuk mengembalikan. "Kami sudah tahu identitas pelaku, berkat kerja sama pihak gereja, sekarang meminta pelaku kembalikan senjatanya," katanya.
Kapolres membantah senjata dirampas saat kampanye pasangan gubernur dan wakil gubernur Habel Melkias Suawe-Yop Kogoya yang diusung Partai Golkar. "Kami tidak bisa katakan senjata dirampas, sebab tidak ada baku tarik. Mungkin saja diambil atau jatuh," kata dia.
"Kami imbau bagi masyarakat yang telah mengambil senjata api itu, segera mengembalikannya. Kami tidak akan memprosesnya jika dikembalikan," ujar Kapolres Yahukimo AKBP Eliakim Ap kepada wartawan, Senin 21 Januari.
Kata Kapolres, pihaknya siap bekerja sama dengan para tokoh adat, agama guna mempertanggungjawabkan pernyataannya, bahwa tidak akan memproses warga masyarakat yang telah mengambil senjata itu, asalkan dikembalikan. "Saya berani memberikan jaminan, mereka yang merasa mengambil senjata itu, bila mengembalikan tidak akan diproses," imbuhnya.
Sebenarnya, kata Kapolres, pihaknya sudah berhasil mengidentifikasi pelaku yang mengambil senjata itu. Namun, masih berharap pelakunya memiliki kesadaran untuk mengembalikan. "Kami sudah tahu identitas pelaku, berkat kerja sama pihak gereja, sekarang meminta pelaku kembalikan senjatanya," katanya.
Kapolres membantah senjata dirampas saat kampanye pasangan gubernur dan wakil gubernur Habel Melkias Suawe-Yop Kogoya yang diusung Partai Golkar. "Kami tidak bisa katakan senjata dirampas, sebab tidak ada baku tarik. Mungkin saja diambil atau jatuh," kata dia.
Sebab setelah selesai melaksanakan pengamanan, anggota yang memegang
senjata itu baru sadar. "Dan memang setelah kami tes, sarung pistolnya
sudah tidak layak," kata Kapolres.
Kericuhan kampanye Pilgub terjadi, Saat Ketua DPD Partai Golkar Papua yang juga Bupati Yahukimo Ones Pahabol memberikan orasi. Massa yang diduga pendukung pasangan Lukas Enembe-Klemen Tinal melempari panggung kampanye. Polisi kemudian mengevakuasi kandidat dan tim suksesnya ke Markas Polres Yahukimo, sebelum kemudian diterbangkan dengan Helikopter TNI AD ke Jayapura.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas Ketua DPD Golkar Papua Ones Pahabol yang juga Bupati Yahukimo Papua dilempari batu saat berorasi di kampanye Pemilihan Gubernur Provinsi Papua, di Lapangan Kantor Bupati Lama Dekai Yahukimo. Akibatnya, situasi mencekam, dua orang dikabarkan terluka.
Kericuhan terjadi saat Ones Pahabol memberikan orasi politik pada kampanye pasangan nomor urut 6 Habel Melkias Suawe-Yop Kogoya yang diusung Golkar. Tiba-tiba massa melemparinya dari bawah panggung kampanye.
Kericuhan kampanye Pilgub terjadi, Saat Ketua DPD Partai Golkar Papua yang juga Bupati Yahukimo Ones Pahabol memberikan orasi. Massa yang diduga pendukung pasangan Lukas Enembe-Klemen Tinal melempari panggung kampanye. Polisi kemudian mengevakuasi kandidat dan tim suksesnya ke Markas Polres Yahukimo, sebelum kemudian diterbangkan dengan Helikopter TNI AD ke Jayapura.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas Ketua DPD Golkar Papua Ones Pahabol yang juga Bupati Yahukimo Papua dilempari batu saat berorasi di kampanye Pemilihan Gubernur Provinsi Papua, di Lapangan Kantor Bupati Lama Dekai Yahukimo. Akibatnya, situasi mencekam, dua orang dikabarkan terluka.
Kericuhan terjadi saat Ones Pahabol memberikan orasi politik pada kampanye pasangan nomor urut 6 Habel Melkias Suawe-Yop Kogoya yang diusung Golkar. Tiba-tiba massa melemparinya dari bawah panggung kampanye.
BERITA TERKAIT
JAYAPURA - Pasca kericuhan kampanye Pemilukada
Gubernur dan wakil Gubernur Provinsi Papua, yang terjadi Jumat 18 Januari lalu,
Polres Yahukimo mendapat tambahan personil. Penambahan personil itu guna
mengamankan jalannya pemungutan suara, serta mengantisipasi hal-hal yang tidak
diinginkan.
Kapolres Yahukimo AKBP Eliakim Ap mengatakan personil tersebut akan bersiaga di Dekai, ibukota Kabupaten Yahukimo. “Mereka bersiaga hingga H+3 setelah pemungutan suara pada tanggal 29 Januari mendatang,”ucapnya.
Penambahan personil itu, bukan hanya dari Polisi tapi juga pasukan TNI. “Ada 12 personil Brimob dan 30 personil TNI, mereka bertugas mengamankan jalannya pencoblosan serta perhitungan suara,”ujar Kapolres.
Kapolres Yahukimo AKBP Eliakim Ap mengatakan personil tersebut akan bersiaga di Dekai, ibukota Kabupaten Yahukimo. “Mereka bersiaga hingga H+3 setelah pemungutan suara pada tanggal 29 Januari mendatang,”ucapnya.
Penambahan personil itu, bukan hanya dari Polisi tapi juga pasukan TNI. “Ada 12 personil Brimob dan 30 personil TNI, mereka bertugas mengamankan jalannya pencoblosan serta perhitungan suara,”ujar Kapolres.
Dengan penambahan pasukan ini, kata Kapolres, diharapkan situasi
Yahukimo dalam kondisi kondusif, selama tahapan Pemilukada gubernur dan wakil
gubernur berlangsung. “Kita harap semua berjalan dengan aman dan
lancar,”imbuhnya.
Jumat 18 Januari saat pasangan nomor urut 6 pasangan Habel Melkias Suawe (Golkar) menggelar kampanye terjadi kericuhan. Aksi pelemparan batu terjadi ke atas panggung, ketika Ones Pahabol bupati Yahukimo yang juga pelaksana tuga DPD Golkar menggelar orasi. Karena situasi tidak kondusif, kandidat dan tim suksesnya di evakuasi ke Markas Polres sebelum kemudian diterbangkan ke Jayapura.
Juru Bicara Kodam 17 Cenderawasih Letkol Jansen Simanjuntak mengatakan, hingga saat sudah seribuan personil yang di BKO ke Polisi guna membatu mengamankan jalannya Pemilukada Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Papua. “Data terakhir Pengamanan Pemilukada yang digelar oleh Kodam dalam rangka perbantuan TNI kepada Polda adalah 1223 orang,”ucapnya.
Namun, itu masih bisa ditambah tergantung permintaan Polisi. “Kalau Polisi minta, kami siap untuk memberikan bantuan personil lagi,”terangnya. (jir/don/l03)
Jumat 18 Januari saat pasangan nomor urut 6 pasangan Habel Melkias Suawe (Golkar) menggelar kampanye terjadi kericuhan. Aksi pelemparan batu terjadi ke atas panggung, ketika Ones Pahabol bupati Yahukimo yang juga pelaksana tuga DPD Golkar menggelar orasi. Karena situasi tidak kondusif, kandidat dan tim suksesnya di evakuasi ke Markas Polres sebelum kemudian diterbangkan ke Jayapura.
Juru Bicara Kodam 17 Cenderawasih Letkol Jansen Simanjuntak mengatakan, hingga saat sudah seribuan personil yang di BKO ke Polisi guna membatu mengamankan jalannya Pemilukada Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Papua. “Data terakhir Pengamanan Pemilukada yang digelar oleh Kodam dalam rangka perbantuan TNI kepada Polda adalah 1223 orang,”ucapnya.
Namun, itu masih bisa ditambah tergantung permintaan Polisi. “Kalau Polisi minta, kami siap untuk memberikan bantuan personil lagi,”terangnya. (jir/don/l03)
KEBAKARAN
KANTOR KPU MAMBRAMO TENGGA
Daerah (Pilkada) di Kabupaten Mamberamo Tengah (Mamteng) Papua.
Kapolres Jayawijaya Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) F Napitupulu,
Rabu pagi ini, membenarkan terjadinya pembakaran kantor KPU Mamberamo Tengah
yang terletak di Kobakma.
Ia mengatakan pembakaran itu diduga dilakukan para pendukung salah
satu kandidat bupati yang kalah pada pilkada yang digelar Desember 2012.
"Mahkamah Konstitusi baru mengeluarkan keputusan Selasa (29/1) dan Rabu
dini hari kantor KPU Mamteng di Kobakma dibakar," katanya.
Menurutnya, hingga saat ini belum dapat dipastikan siapa pelaku atau
dari kelompok pendukung mana yang melakukan aksi pembakaran itu.
Tidak ada korban jiwa dan situasi kamtibmas di kawasan itu masih aman
dan terkendali.
Untuk mencapai Kobakma, Ibu Kota Kabupaten Mamberamo Tengah dibutuhkan
waktu sekitar 25 menit dengan menggunakan pesawat berbadan kecil sejenis Cessna
dan Philatus Porter.
Kasus Pengeroyokan
Sementara itu, kasus tewasnya Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Tolikara,
Papua Husia Yosia Karoba yang dikeroyok massa saat penghitungan suara akan
diselesaikan secara hukum adat. Korban tewas setelah berusaha mempertahankan
satu suara bagi pasangan kandidat Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Habel
Melkias Suwae-Yop Kogoya, Selasa (29/1) siang, di Distrik Gillubandu.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes I Gede Sumerta Jaya saat
dihubungi SH siang tadi menjelaskan bahwa kasus pengeroyokan akan diselesaikan
secara hukum adat. Penyelesaian secara hukum adat untuk penyelesaian masalah di
daerah Pedalaman Papua jauh lebih efektif jika dibandingkan penyelesaian secara
hukum positif.
Apalagi menurutnya dalam Undang-Undang (UU) No 21 Tahun 2011 tentang
Otonomi Khusus Papua, penyelesaian secara adat justru dibolehkan.
Dia menjelaskan, untuk penyelesaian secara hukum adat ini tugas aparat
kepolisian adalah yang memfasilitasi pertemuan di antara keluarga pelaku dan
juga korban. Pertemuan dilaksanakan di Mapolres Tolikara yang dihadiri para
pihak yang bersengketa.
Rencananya, Rabu (30/1) siang ini jenazah Hosia Karona dibawa ke Kota
Wamena untuk dimakamkan.
Juru bicara Polda Papua itu mejelaskan, di hari kedua usai pencoblosan
Pilkada Papua, situasi Papua secara keseluruhan masih tetap aman dan kondusif.
Ketua Komisi A DPRD Tolikara, Husia Yosia Karoba, tewas akibat
dikeroyok massa di Distrik Gillubandu sesaat sebelum memberikan suara pada
Pemilihan Gubernur Papua, Selasa (29/1).
Informasi yang diperoleh korban saat pencoblosan mencoba mengajak
sekelompok massa untuk memilih kandidat lain di luar kesepakatan dengan warga.
Padahal, warga sudah sepakat memberikan suara kepada kandidat nomor urut 3,
yakni pasangan Lukas Enembe-Klemen Tinal. Massa mengamuk dan mengeroyok korban
hingga akhirnya tewas akibat luka-luka yang diderita.
Korban adalah anggota Partai Golkar. Sebelum dikeroyok, korban
menyatakan dan mengajak warga untuk memilih kandidat nomor urut 6, yakni
pasangan Habel Melkias Suwae-Yop Kogoya, yang diusung Partai Golkar, PDIP dan
PDS.
Pemilihan Gubernur (Pilgub) Papua diikuti enam pasangan calon yakni
nomor urut 1, Noak Nawipa-John Wob, nomor urut 2, MR Kambu-Blasius Pakage,
nomor urut 3, Lukas Enembe-Klemen Tinal, nomor urut 4, Welington Wenda-Waynand
Watori, nomor urut 5, Alek Hesegem-Marthen Kayoi, dan nomor urut 6, Habel
Melkias Suwae-Yop Kogoya. (Ant)
Panwaslu Papua Laporkan Tiga Pelanggaran
Pilkada
TEMPO.CO, Jayapura
- Panitia Pengawas Pemilu Papua akan melaporkan kasus pembunuhan Ketua Komisi A
DPRD Tolikara, Papua, Yosia Karoba, ke polisi. Politikus Golkar itu tewas dikeroyok massa saat hendak
melakukan pencoblosan dalam Pilkada Gubernur di Distrik Gilibando,
Tolikara, Papua, Selasa, 29 Januari 2013 lalu.
"Selain itu, kami juga akan melaporkan dua pelanggaran pidana lainnya," kata Ketua Panwaslu Papua, Onny Labelauw, 1 Februari 2013.
Pelanggaran itu adalah kampanye bagi-bagi uang dari juru kampanye salah satu peserta Pilgub Papua di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, pada Sabtu, 18 Januari 2013 lalu. Selain itu, bentrok dua pendukung kandidat peserta Pilgub Papua di Kabupaten Yahukimo pada Sabtu, 18 Januari 2013 juga akan dilaporkan ke Polda Papua.
Untuk kasus pelanggaran administrasi saat kampanye, Onny mengatakan, sudah diselesaikan antara tim pasangan calon dengan Panwas setempat. Misalnya kasus pemasangan baliho ucapan selamat Hari Natal dan Tahun Baru, pemasangan baliho bukan pada tempatnya di jalan-jalan protokol di Kabupaten Merauke, dan pembagian komputer ke lembaga keagamaan saat salah satu pasangan calon kampanye di Kabupaten Biak.
Sedangkan pelanggaran lain, yakni kampanye saat pencoblosan, mobilisasi massa, bagi-bagi uang dan jual-beli surat suara, belum bisa diteruskan ke Polda karena belum ada pelapor dari warga. "Sampai saat ini, baik masyarakat atau LSM, belum ada yang melapor ke kami," kata Onny.
"Selain itu, kami juga akan melaporkan dua pelanggaran pidana lainnya," kata Ketua Panwaslu Papua, Onny Labelauw, 1 Februari 2013.
Pelanggaran itu adalah kampanye bagi-bagi uang dari juru kampanye salah satu peserta Pilgub Papua di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, pada Sabtu, 18 Januari 2013 lalu. Selain itu, bentrok dua pendukung kandidat peserta Pilgub Papua di Kabupaten Yahukimo pada Sabtu, 18 Januari 2013 juga akan dilaporkan ke Polda Papua.
Untuk kasus pelanggaran administrasi saat kampanye, Onny mengatakan, sudah diselesaikan antara tim pasangan calon dengan Panwas setempat. Misalnya kasus pemasangan baliho ucapan selamat Hari Natal dan Tahun Baru, pemasangan baliho bukan pada tempatnya di jalan-jalan protokol di Kabupaten Merauke, dan pembagian komputer ke lembaga keagamaan saat salah satu pasangan calon kampanye di Kabupaten Biak.
Sedangkan pelanggaran lain, yakni kampanye saat pencoblosan, mobilisasi massa, bagi-bagi uang dan jual-beli surat suara, belum bisa diteruskan ke Polda karena belum ada pelapor dari warga. "Sampai saat ini, baik masyarakat atau LSM, belum ada yang melapor ke kami," kata Onny.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar