Bahasa Indonesia Tikus,Bahasa Daerah Orang Lani Naskrei/Tatak
Kalimat
sangat tepat dan cocok jika lambang korupsi di Papua adalah tikus. Para koruptor itu rakus,
menjijikkan, dan serakah seperti tikus-tikus yang berkeliaran di kebun atau tempat-tempat kotoran/tong sampah.
Hampir semua orang tahu bahwa lambang untuk para koruptor di
Indonesia adalah tikus. Ya, tikus bahasa orang lani NASKREI/TATAK bagi sebagian besar orang adalah
binatang yang dianggap banyak menimbulkan kerugian bagi kehidupan manusia dalam rumah,kebun dan ternak. Selain menjijikkan, tikus sering
mengambil makanan atau benda apapun yang bisa dimakan dengan sangat rakus,
tanpa memiliki rasa takut kepada pemiliknya. Karena itulah, sangat tepat dan
cocok jika lambang korupsi di Papua adalah tikus. Para koruptor itu rakus, menjijikkan, dan serakah
seperti tikus-tikus yang berkeliaran di kebun atau tempat-tempat kotoran/tong sampah.
Berbicara tentang tikus, setiap orang
pasti kesal jika rumahnya menjadi sarang atau habitat tikus naskrei. Suara gaduh tikus yang berkeliaran, kotoran tikus yang
menjijikkan, dan makanan yang raib karena dicuri tikus membuat penghuni rumah
perlu bertindak untuk memberantas binatang rakus itu. Lalu, bagaimana cara
memberantas tikus-tikus di rumah? Membuat perangkap tikus? Atau memelihara
kucing? Cara-cara tersebut bisa saja dilakukan, tetapi cara itu cenderung masih
kurang efektif untuk membasmi tikus. Cara yang cukup efektif untuk membasmi
tikus-tikus adalah dengan menggunakan racun tikus. Untuk mendapatkan racun
tikus pun cukup mudah karena banyak orang yang menjual racun tikus di beberapa
tempat.
Ketika melewati Jalan irian atau sepanjang tepi
jalan depan Tokoh Himalaya
II Wamena sampai di Sinakma, di sana dapat dijumpai beberapa penjual racun tikus
dengan produk yang sama dan harga yang tidak berbeda. Hanya dengan beralas Koran dan mas-mas penjual racung tikus
tadi sediakan selebaran kertas sebagai brosur “Jual Racun Tikus”
dan meja kecil untuk tempat racun tikus, mereka dapat mencukupi kebutuhan hidup
sehari-hari. Salah satu penjual racun tikus di Jalan irian pasar lama wamena tersebut adalah mas sugito dari madura. Usaha tersebut awalnya dirintis
oleh ayah beliau dan setelah ayah beliau meninggal, mas sugito meneruskan usaha yang telah dijalankan ayahnya sejak
sekitar empat tahun yang lalu. Menjual racun tikus memang gampang-gampang susah
karena barang yang dijual bukan barang yang pada umumnya setiap hari dibeli
orang.
Menurut penuturan mas sugito, para penjual racun tikus yang terdapat di pinggiran
sepanjang Jalan Irian itu berada dalam satu agen yang sama, yaitu dari Agen Elsa Mitra dari Jawa Tengah. Jadi, tidak heran jika warna,merek dan kualitasnya yang digunakan untuk berjualan sama
persis atau seragam. Meskipun demikian, masing-masing penjual ternyata sudah
memiliki pembeli tetap atau pembeli yang sering berlangganan. Harga yang
ditawarkan untuk sebungkus racun tikus itu adalah Rp25.000,00. Racun tikus yang
dijual tersebut memang cukup ampuh dan efektif untuk memberantas tikus. Dalam
kemasan racun tikus tersebut, tertera nama bahan aktif yang digunakan untuk
membuat racun. Bahan aktif tersebut adalah brodiafakum 0,005%. Bahan tersebut
merupakan bahan yang telah diformulasi dengan teknologi dari Korea. Akan
tetapi, perusahaan yang memproduksi racun tikus tersebut adalah Gresik, Jawa
Timur.
Wujud racun tikus tersebut seperti
obat nyamuk bakar berbentuk balok yang keras berwarna kebiru-biruan. Selain
bahan aktif brodiafakum, bahan-bahan lain yang digunakan untuk membuat racun
tikus tersebut adalah campuran aroma makanan. “Di situ ada aroma ikan asinnya.
Jadi, itu baunya bisa bikin tikus tertarik,” ujar Mas Sugito dengan antusias. Aroma ikan asin yang
ditimbulkan dari racun tikus mampu merangsang indera penciuman tikus dan
membuat tikus segera menghampiri sumber bau ikan asin itu. Karena sifat tikus
yang rakus, tikus mengira racun itu benar-benar ikan asin dan ia akan segera
melahap racun tersebut.
Bahan aktif brodiafakum itu, masih
menurut pernyataan Mas Sugito , dapat membuat lambung tikus pecah dan
tikus akan langsung terkapar. “Makanya, kalau tikus habis makan racun, dia
langsung cari air buat ndingininbadannya,” tutur wanita berusia 35
tahun tersebut. Setelah lambung pecah, suhu badan tikus akan panas
dan tikus segera mencari air agar badannya dingin. Setelah meminum air
sepuasnya, tikus-tikus yang telah melahap racun tersebut biasanya akan langsung
mati karena bahan racun itu memiliki reaksi yang sangat cepat.
Lantas, bagaimana cara
penggunaan racun tikus tersebut? Cara penggunaannya cukup mudah, tetapi harus
sangat berhati-hati. Langkah awal sebelum menaburkan racun tikus adalah
membungkus tangan dengan sarung plastik atau sarung tangan. Jika tidak ingin
memakai tangan, Anda bisa menggunakan media lain, seperti sendok. Kemudian,
ambil umpan racun tikus sekitar dua sampai dengan empat balok dan letakkan
balok racun tikus tersebut ke dalam sebuah tempat. Langkah selanjutnya, umpan
tersebut diremas atau ditumbuk sampai halus, tetapi jangan terlalu halus.
Setelah itu, letakkan umpan-umpan
racun tikus itu di tempat-tempat yang sering dilalui tikus atau tempat
persembunyian tikus. Jangan lupa pula sediakan air di dalam wadah dan letakkan
air tersebut di dekat umpan. Setelah semua langkah tersebut selesai dilakukan,
beberapa menit kemudian tikus-tikus akan mencium aroma makanan pada racun tikus
dan langsung memakan umpan itu sebanyak-banyaknya. Setelah makan, tikus akan
meminum air pada wadah yang telah disediakan dan tak lama kemudian tikus akan
mati, mengering, tetapi tidak meninggalkan bau tak sedap. Cukup mudah bukan?
Saya ingin bertanya kepada kita semua bahwa Apakah kita harus membiarkan tikus-tikus
tersebut diatas memakan barang-barang hak
kita diatas negeri kita sendiri?
Jawabannya
Pasti tidak mungin kita membiarkan tikus beroperasi di tempat rumah
,kebun dan ternah.
Para pejabat kita yang rakus memakan uang rakyat sama seperti tikus-tikus
yang sifatnya rakus itu ,mari kita membunuh dan memberantas tikus rakus atau manusia rakus uang di seluruh tanah .
Ditulis oleh :
Detius Yoman
Ketua Umum KONPAK - PAPUA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar